3.
KEUTAMAAN MENCARI ILMU
1. a. Sebelum kelas dimulai, Ustadz/ah menulis di papan tulis sbb :
(tolabul ngilmi
faridotun ngala kuli muslimin)
Artinya : Menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslimin.(HR. Ibnu Majah)
- Tanda (/) untuk memenggal (memberi jeda) saat ustadz membacanya agar Santri mudah ingat)
- Tanda (/) untuk memenggal (memberi jeda) saat ustadz membacanya agar Santri mudah ingat)
b. Ustadz/ah membaca beserta artinya dan Santri disuruh menirukan, ulangi
beberapa kali.
c. Meng hafal bersama tanpa melihat tulisan dan artinya.
d. “Nah kalau sudah ditulis lalu dihafal ya. Setelah itu Ustadz/ah
nilai. Nilainya ada
dua, yang satu nilai menulis
arab dan satu lagi nilai menghafal.”
e. Sambil menunggu menghafal, Santri disimak Iqro nya satupersatu.
2. Membaca lagi hadist (3x) dan menyuruh santri menghafal lagi, beri
waktu 5
menit.
3. a. Santri setoran hafalan sambil membawa hasil pekerjaannya
menulis.
b. Menilai pekerjaan Santri ( diberi gambar
bintang senyum/matahari senyum,
tidak dengan angka. Cukup
dengan kata-kata seperti Sip, Ok, Good/Great ^_^)
c. Nilai menghafal ada dua. Jika
Santri sudah hafal, beri nilai (Sip, sudah hafal.
Dipertahankan ya, besok
ditanyakan lagi). Jika belum hafal, beri nilai (Sip, perlu
dihafal lagi, b esok ustadz/ah
tanyakan. Setiap memberi nilai boleh diberi tanda
senyum/bintang. Dilarang memberi nilai berupa angka,
misal 80.90,100, dsb agar
Santri tidak terfokus pada
nilai numerik semata)
4. Klasikal
“Tadi sudah menghafal
perkataan Rasulullah. Siapa Rasulullah itu? Iya, dia adalah Nabi Muhammad, jadi
adik-adik, mencari ilmu itu wajib. Kenapa wajib? Karena banyak pahalanya,
karena bisa menolong orang banyak. Misalnya, pilot untuk bisa menerbangkan
pesawat yang membawa banyak orang itu ada ilmunya. Untuk membuat masjid ini
juga ada ilmunya. Dokter juga, untuk menyembuhkan orang sakit ada ilmunya. Ilmu
itu bisa macam-macam. Ilmu belajar di sekolah, ilmu mengaji, ilmu apa lagi
hayo? (menunjuk salah satu santri).”
“ Jadi adik-adik
rajin-rajin ya cari ilmu, agar nanti bisa menolong orang banyak. Misalnya jadi
Dokter buat menyembuhkan orang, ayo siapa yang mau jadi dokter ngacung? Begitu juga
menjadi guru harus punya ilmunya. Nah disini siapa yang bercita-cita jadi guru?
Nah harus rajin ya cari ilmunya.”
No comments:
Post a Comment