Saturday, April 14, 2012

Keutamaan Mencari Ilmu - evaluasi- (21)


5.   KEUTAMAAN MENCARI ILMU – Evaluasi-

1. a. Sebelum kelas dimulai Ustadz/ah menulis di papan tulis sbb :
“Dik, dijawab pertanyaan ini, dicari di catatan yang ditulis kemarin, sambil dihafal ya. Seperti biasa nanti ada nilai menulis dan menghafal.”
-          Siapa nama Rasulullah?
-          Tulislah perkataan Rasulullah tentang mencari ilmu1
-          Siapa yang menemukan angka 0-9?
-          Agama apa yang mewajibkan mencari ilmu?
-          Agama apa yang memberi syurga bagi penuntut ilmu?

“Dik, kalau mengerjakan boleh tanya temannya. Tapi tidak boleh nyontek dan yang dipanggil Ustadz/ah ngaji dulu ya, nanti menulis dan menghafalnya dilanjutkan lagi.”
b. Setelah santri selesai baca Iqro, masing-masing disuruh maju untuk menyetorkan
    hafalan dan memberikan nilai.
c. Nilai menghafal ada dua. Jika  Santri sudah hafal, beri nilai (Sip, sudah hafal.
   Dipertahankan ya, besok ditanyakan lagi). Jika belum hafal, beri nilai (Sip, perlu
   dihafal lagi, b esok ustadz/ah tanyakan. Setiap memberi nilai boleh diberi tanda
   senyum/bintang. Dilarang memberi nilai berupa angka, misal 80.90,100, dsb agar
   Santri tidak terfokus pada nilai numerik semata).
- Menilai  tulisan Santri (Bisa diberi gambar bintang senyum/matahari senyum,
    tidak dinilai dengan angka. Cukup dengan kata-kata seperti Sip, Good, Bagus,
    Great ^_^)

d. Setelah diberi nilai, Ustadz/ah bertanya “Hayo siapa yang mau jawab pertanyaan
    nomor satu di papan tulis?” Setelah dijawab semua pertanyaannya, lalu baca
    bersama-sama. Ulangi sampai beberapa kali.



Keutamaan Mencari Ilmu_2 (20)


4. KEUTAMAAN MENCARI ILMU – 2

1. a. Ustadz/ah mereview hadist yang kemarin, hari Senin sudah dihafal.
        Tulis di papan tulis sbb :

 (tolabul ngilmi faridotun ngala kuli muslimin)
            Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin (HR. Ibnu Majah)

b. Ustadz/ah membaca beserta artinya. Lalu Santri disuruh menirukan
     sebanyak 5 kali. Yang ke-6 & 7, papan tulis dibalik ( ulangi hafalan)

c. Ustadz/ah menulis dipapan tulis lagi sbb :
* Ilmuwan-ilmuwan Islam
- Ibnu Sina : ahli kedokteran, ahli matematika, ahli perbintangan, ahli bahasa.
- Alkahwarizmi : ahli matematika, yang menemukan angka 0-9, ahli ilmu bumi.
- Albiruni : ahli obat, sejarah dan matematika.
- Alkindi : matematika, perbintangan & pemerintahan.
            “ Dik, kalau sudah ditulis, dihafal ya. Seperti biasa 2 tempat untuk nilai. Nilai menghafal dan nilai menulis.”

d.  Sambil menunggu yang lain menulis, panggil Santri satu persatu untuk disimak bacaan iqronya.

e. Setelah semua menulis dan mebaca Iqro, Ustadz/ah membaca dipapan tulis 2 x. Lalu yang ke-3, Ustadz/ah menutup bagian namanya. Hayo Ibnu Sina ahli apa? Alkahwarizmi? Albiruni? Alkindi?” .Beri waktu 10 menit untuk menghafal. Satu persatu Santri menyetorkan hafalannya. Kalau tersendat-sendat dibantu Ustadz/ah. Beri nilai pada hasil kerjanya.

f. Nilai menghafal ada dua. Jika  Santri sudah hafal, beri nilai (Sip, sudah hafal. Dipertahankan ya, besok ditanyakan lagi). Jika belum hafal, beri nilai (Sip, perlu dihafal lagi, b esok ustadz/ah tanyakan. Setiap memberi nilai boleh diberi tanda senyu/bintang. Dilarang memberi nilai berupa angka, misal 80.90,100, dsb karena agar Santri tidak terfokus dengan nilai numerik semata)

2. Klasikal
“Nah Adik-adik, sekarang sudah tahukah yang menemukan nilai 0-9 itu orang Islam? Yang menemukan ilmu pengobatan, bumi, matematika pada awalnya juga orang Islam. Kenapa? Karena hanya agama Islamlah yang mewajibkan mencari ilmu, hanya agama Islamlah yang mengajarkan betapa mulianya mencari ilmu, hanya agama Islamlah yang memberi pahala yang banyak untuk mencari ilmu.”
“Tadi udah pada hafal kalimat Rasulullah ya. Siapa nama Rasulullah? Iya Nabi Muhammad. Bagaimana Rasulullah mencari ilmu?” (membaca hadist wajib mencari ilmu bagi muslimin dan muslimat).
“Tapi Dik, sekarang bangsa-bangsa Islam banyak yang miskin, banyak yang kelaparan, banyak yang bodoh karena mereka tidak mau belajar, mereka tidak pada ga nurutin perintah Allah dan Rasulullah mencari ilmu. Adik-adik yang rajin mencari ilmu ya, belajar apa saja agar nanti bisa menolong banyak orang, disayang Allah, banyak pahala dan masuk syurga.”

Keutamaan Mencari Ilmu (19)


3.  KEUTAMAAN MENCARI ILMU

1. a. Sebelum kelas dimulai, Ustadz/ah menulis di papan tulis sbb :


     (tolabul ngilmi faridotun ngala kuli muslimin)
            Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin.(HR. Ibnu Majah)
-          Tanda (/) untuk memenggal (memberi jeda) saat ustadz membacanya agar Santri mudah ingat)

b. Ustadz/ah membaca beserta artinya dan Santri disuruh menirukan, ulangi
   beberapa kali.
c. Meng hafal bersama tanpa melihat tulisan dan artinya.
d. “Nah kalau sudah ditulis lalu dihafal ya. Setelah itu Ustadz/ah nilai. Nilainya ada
   dua, yang satu nilai menulis arab dan satu lagi nilai menghafal.”
e. Sambil menunggu menghafal, Santri disimak Iqro nya satupersatu.

2. Membaca lagi hadist (3x) dan menyuruh santri menghafal lagi, beri waktu 5
   menit.
3. a. Santri setoran hafalan sambil membawa hasil pekerjaannya menulis.
    b. Menilai pekerjaan Santri ( diberi gambar bintang senyum/matahari senyum,
       tidak dengan angka. Cukup dengan kata-kata seperti Sip, Ok, Good/Great ^_^)
c. Nilai menghafal ada dua. Jika  Santri sudah hafal, beri nilai (Sip, sudah hafal.
   Dipertahankan ya, besok ditanyakan lagi). Jika belum hafal, beri nilai (Sip, perlu
  dihafal lagi, b esok ustadz/ah tanyakan. Setiap memberi nilai boleh diberi tanda
   senyum/bintang. Dilarang memberi nilai berupa angka, misal 80.90,100, dsb agar
   Santri tidak terfokus pada nilai numerik semata)
4. Klasikal
            “Tadi sudah menghafal perkataan Rasulullah. Siapa Rasulullah itu? Iya, dia adalah Nabi Muhammad, jadi adik-adik, mencari ilmu itu wajib. Kenapa wajib? Karena banyak pahalanya, karena bisa menolong orang banyak. Misalnya, pilot untuk bisa menerbangkan pesawat yang membawa banyak orang itu ada ilmunya. Untuk membuat masjid ini juga ada ilmunya. Dokter juga, untuk menyembuhkan orang sakit ada ilmunya. Ilmu itu bisa macam-macam. Ilmu belajar di sekolah, ilmu mengaji, ilmu apa lagi hayo? (menunjuk salah satu santri).”
            “ Jadi adik-adik rajin-rajin ya cari ilmu, agar nanti bisa menolong orang banyak. Misalnya jadi Dokter buat menyembuhkan orang, ayo siapa yang mau jadi dokter ngacung? Begitu juga menjadi guru harus punya ilmunya. Nah disini siapa yang bercita-cita jadi guru? Nah harus rajin ya cari ilmunya.”